World Clock

Monday, April 05, 2010

Tak Ada Yang Abadi

posting nomor 403

Sudah lama sekali tidak menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia, saya jadi merasa canggung menuangkan pikiran dalam bahasa Indonesia. Entah kenapa di dalam benak saya yang bersliweran justru kata-kata dalam bahasa Inggris.

Hmmm...saya coba mengingat-ingat; Tujuan awal (dan utama) saya membuat blog ini adalah untuk melatih diri saya dalam berbahasa Inggris. Setelah lima tahun, tujuan awal itu tampaknya telah tercapai. Hal ini menjadi salah satu faktor pemicu 'kemalasan' saya dalam menulis. Bulan Maret lalu saya tidak menulis sama sekali. Saya sempat menulis beberapa hal di Facebook, namun tidak disini.

Hal kedua yang tak kalah (atau mungkin justru lebih) penting adalah inspirasi. Tahun-tahun sebelumnya, saya selalu merasa ada begitu banyak pikiran yang ingin saya tuangkan dalam blog ini. Ada demikian banyak kejadian dalam hidup yang menggugah saya untuk menulis, untuk mengulasnya dari sudut pandang saya. Tetapi dengan seiring berjalannya waktu, dorongan untuk menulis itu seakan memudar. Mengutip lagunya Rossa.. "Kurasakan pudar dalam hatiku...."

Memang benar pepatah yang mengatakan, segala sesuatu ada waktunya. Dahulu saya bisa sedemikian bersemangatnya, menulis beberapa judul dalam satu hari. Minimal satu minggu saya pasti menulis. Namun sekarang, boro-boro sehari, sebulan pun berlalu tanpa goresan tulisan. Hasrat untuk menulis yang memudar ini sempat bersemi sejenak ketika saya membaca blog seorang teman. Dia masih muda, namun dia dapat menuangkan pikirannya dalam blog dengan sungguh menarik. Sayang hal ini tidak berlangsung lama.

Layaknya seniman yang butuh sumber ilham, saya pun butuh sesuatu untuk memberikan inspirasi menulis. Hal ini yang tidak saya punyai saat ini. Ada beberapa ide yang ingin saya tuangkan dalam blog ini, namun (seperti yang pernah saya tulis sebelumnya) ada keengganan untuk menulis. Saya berpikir, nanti saja, sedang tak ingin...atau dalam bahasa Inggrisnya, not in the mood.

Itulah inspirasi. Ia dapat datang mengetuk kapan saja, dan ketika saya tidak membuka pintu dan mempersilahkannya masuk, ia berlalu secepat ia datang. Dan saya hanya dapat terdiam, menanti ketukan berikutnya dari sang inspirasi. Dahulu saya dapat menulis tentang apa saja. Bahkan ketika tak ada hal yang tampaknya menarik (setidaknya bagi saya) untuk ditulis, saya menulis semacam jurnal untuk mengabadikan hal-hal yang terjadi dalam hidup saya.

Setajam-tajamnya pikiran, lebih tajam ujung pena.

Hal ini yang saya pegang ketika saya menulis hal-hal tersebut. Ada beberapa hal yang ingin saya simpan, yang pada suatu waktu di kemudian hari dapat saya lihat kembali, untuk mengingatkan saya. Karena saya menyadari, seberapapun kerasnya saya mencoba, ingatan (seperti halnya hasrat menulis) saya akan pudar. Yang dapat saya simpan adalah kesan, perasaan yang saya rasakan terhadap kejadian atau orang tertentu.

Sebenarnya ada banyak sekali hal yang terjadi pada bulan Maret 2010. Yang paling berkesan adalah liburan saya ke Melbourne. Di sana saya sempat merasakan bagaimana menjadi orang tua, walau hanya untuk sekilas.
Tidak ada sekolah yang dapat mempersiapkan seseorang untuk menjadi orang tua.
Tidak ada buku panduan yang dapat dijadikan pegangan mutlak
Tidak ada kumpulan pasal yang mengatur secara baku bagaimana menjadi orang tua yang baik
Hanya ada satu kesamaan mendasar dari semua orang tua.
Semangat memberi sepenuhnya dan cinta yang seakan tak berbatas kepada buah hati

Bila dipikir-pikir, menjadi orang tua pun ada waktunya sendiri. Waktu yang mempersiapkan seseorang, dan kehendak seseorang pula yang membuatnya mengambil keputusan untuk menjadi orang tua (atau tidak).

Hidup....memang rangkaian keputusan, pilihan, dan konsekuensi yang timbul dari pilihan yang diputuskan. Rangkaian ini tidak dapat diputar kembali dan hal inilah yang membuat hidup begitu indah, penuh dengan kemungkinan yang jauh melebihi bayangan kita...namun di lain sisi, menimbulkan kekhawatiran tersendiri....

Bagaimanapun...tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri.
Ingatan memudar
Orang berubah
Hasrat berlalu
Hidup berjalan


Dan tentunya, blog ini pun tak abadi....
Seperti yang tertuang dalam lagu Peterpan - Tak Ada Yang Abadi


Peterpan - Tak Ada Yang Abadi

Takkan selamanya tanganku mendekapmu
Takkan selamanya raga ini menjagamu

Seperti alunan detak jantungku
Tak bertahan melawan waktu
Semua keindahan yang memudar
Atau cinta yang telah memudar

Reff:
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi

Biarkan aku bernafas sejenak
Sebelum hilang

Tak kan selamanya tanganku mendekapmu
Tak kan selamanya raga ini menjagamu
Jiwa yang lama segera pergi
Bersiaplah para pengganti

Reff



tulisan ini didedikasikan untuk seseorang yang telah memberi warna tersendiri dalam hidup saya

1 Comment:

Anonymous said...

ahahahaha
finally..
ttep aja bahasa nya pake "boro2"
wkwkwkw

 

© 2005 - 2008 Divine Distinction. All rights reserved.